0

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT.MATAHARI DEPARTEMENT STORE TBK.

ANALISIS  LAPORAN  KEUANGAN  PT.MATAHARI DEPARTEMENSTORE TBK.

PENDAHULUAN

  1. Jenis Perusahaan

Berdasarkan jenis usaha yang dijalankannya, maka PT Matahari Departement Store Tbk. (Matahari Departement Store) termasuk ke dalam jenis perusahaan dagang. Matahari Departement Store adalah departement store ritel di Indonesia untuk produk busana fashion, produk kecantikan dan produk perlengkapan rumah tangga. Dengan jaringan lebih dari 1.200 pemasok lokal serta pemasok internasional dan dukungan lebih dari 40.000 orang tenaga penjualan, basis pemasok dalam negeri yang menyediakan lebih dari 90% produk yang mengisi gerainya. Ini berarti, Matahari Departement Store hanya menjual produk yang dipasok dari berbagai supplier dari dalam maupun luar negeri.

Sedangkan berdasarkan kepemilikannya, Matahari Departement Store termasuk ke dalam jenis perusahaan swasta. Perusahaan swasta adalah perusahaan yang didirikan dan dimodali oleh sekelompok orang dari luar perusahaan. Sesuai dengan kondisi Matahari Departement Store yang kepemilikan mayoritasnya berubah ketika CVC Capital Partners menjadi pemegang saham mayoritas tidak langsung melalui dua anak perusahaan asianya, sehingga persentase kepemilikan sahamnya meningkat dari 1,85% menjadi 47,4%.

 

  1. Bentuk Perusahaan

Bentuk perusahaan Matahari Departemen Store adalah Perseroan Terbatas atau PT. Karakteristik umum PT yang dimiliki oleh Matahari Departemen Store adalah modal pemilik diwujudkan dalam bentuk persentase saham seperti yang dijabarkan diatas. Karakteristik lainnya yang dimiliki oleh Matahari Departement Store adalah melaksanakan Rapat Umum Pemengang Saham (RPUS) tiap tahunnya dan memiliki Direksi serta Dewan Komisaris yang merupakan organ Perseroan. Karakteristik-karakteristik diatas sesuai dengan ketentuan umum yang dimuat dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Sedangkan untuk bentuk PT nya sendiri, Matahari Departemen Store merupakan PT Terbuka (Tbk.) yang berarti perusahaan membuka kesempatan bagi publik untuk memiliki saham perusahaan melalui penawaran umum saham. Hal ini sesuai dengan definisi Perseroan terbuka yang dimuat dalam UU No. 40/2007.

 

PEMBAHASAN

 

  1. Sumber Modal

Berdasarkan laporan keuangan PT. Matahari Departemen Store Tbk periode tahun 2012 hasil audit, modal perusahaan dalam laporan posisi keuangan terdiri atas modal saham dengan modal dasar 3.911.120.640 lembar saham dengan nilai nominal saham keseluruhan adalah sebesar Rp. 386.794.000.000 dan juga tambahan modal disetor sebesar Rp. 195.192.000.000. Hal ini sesuai dengan peraturan UU No. 40 Tahun 2007 pasal 31 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa modal dasar Perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham.

  1. Distribusi Cadangan Perusahaan

Untuk tahun buku 2012, PT. Matahari Departemen Store mencadangkan saldo labanya sebesar Rp. 10.950.000.000 dan yang tidak dicadangkan sebesar Rp. 1.242.658.000.000. Seperti yang bisa dilihat dibawah ini.

Image

Berdasarkan rapat umum pemegang saham (RPUS) tahunan PT. Matahari Departemen Store Tbk tahun 2012 tanggal 9 Agustus 2012, para pemegang saham Perusahaan menyetujui, diantaranya, penambahan pencadangan saldo laba sebesar Rp. 4.700.000.000 dari sebelumnya di tahun 2011 yang hanya Rp. 6.250.000.000. Hal ini berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 70 ayat (3) yang mengharuskan Perusahaan untuk membuat penyisihan cadangan wajib hingga sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

  1. Efek-Efek Ekonomis Perusahaan

Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan oleh Perusahaan adalah dengan para kosumennya. Hal ini wajar karena karakteristik utama sebuah perusahaan adalah untuk mencari laba dari para konsumennya. Motivasi ekonomi konsumen dalam melakukan transaksi adalah untuk mendapatkan barang yang dapat memuaskannya atau tidak,  kemudian menguntungkan atau tidaknya pelayanan perusahaan dibandingkan penjual/departemen store lainnya. Hal ini juga yang dilakukan oleh Matahari Departemen Store. Dengan tingkat kepercayaan konsumen yang tinggi terhadap perusahaan dan upaya menawarkan pengalaman belanja yang ramah, menarik dan nyaman bagi pelanggan, maka perusahaan akan memenangkan persepsi masyarakat dan menciptakan basis konsumen yang loyal.

Pada dasarnya, pelanggan akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan apabila :

         Kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Kegiatan disini maksudnya transaksi jual beli di Matahari Departemen Store.

         Pelayanan itu ditawarkan dengan harga, mutu, kualitas atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan yang dapat diperolehnya di tempat lain atau departemen store yang lain.

 

  1. Efek Harga dan Efek Biaya

Jika dilihat sekarang ini, perkembangan pembangunan departement store di Indonesia sangatlah pesat. Sejumlah perusahaan yang bergerak aktif di segmen departement store  di Indonesia pastilah memiliki target segmen pelanggan yang berbeda. Matahari Departement Store merupakan operator departement store yang berfokus pada konsumen kelas menengah. Sedangkan kompetitor yang lain memiliki target segmen pelanggan berpendapatan menengah ke bawah dan kompetitor lainnya memiliki target pelanggan kelas atas di kota-kota besar. Perbedaan segmen pasar itulah yang membuat perbedaan harga dengan kualitas dan mutu yang juga berbeda di antara operator departement store. Berdasarkan segmen pasar itulah, Matahari Dapartement Store membuat kebijakan dengan membuka banyak gerai di seluruh Indonesia untuk menguasai pasar pada segmen tersebut.

 

 

  1. Analisis Hubungan Efek Ekonomis Dengan Keberhasilan Perusahaan

Matahari Departemen Store telah berupaya untuk menawarkan pengalaman belanja yang ramah, menarik dan nyaman bagi pelanggan, seperti yang telah disebutkan diatas, serta mengembangkan kompetensi manajemen dan staf di seluruh gerai Matahari. Upaya-upaya di bidang pemasaran dipandang sebagai langkah stategis yang efektif dalam memenangkan persepsi masyarakat di tahun 2012 dan secara nyata Matahari telah berhasil menciptakan basis konsumen yang loyal dalam lingkungan yang kompetitif, sebagaimana dibuktikan dengan pertumbuhan program-program yang terkait dengan loyalitas pelanggan.

Upaya-upaya tersebut telah menghasilkan penjualan kotor pada tahun 2012 yang mencapai Rp. 10,9 Triliun, dengan laba bersih sebesar Rp. 770,8 Miliar. Pertumbuhan gerai di tahun 2012 dibiayai secara internal, dengan aset yang meningkat 20,9% dari tahun sebelumnya menjadi Rp. 2,9 Triliun dan liabilitas turun sebesar 5,1% menjadi Rp. 4,9 Triliun.

  1. Penyajian dan Analisis Neraca Pelayanan

Image

Matahari mencatat penjualan kotor melalui penjualan ritel sebesar Rp3,1 Triliun pada tahun 2012, meningkat dari Rp.2,6 Triliun pada 2011. Sementara penjualan konsinyasinya mencapai Rp.7,7 Triliun, meningkat dari Rp.6,6 Triliun pada tahun 2011. Sehingga total penjualan kotornya mencapai Rp.10,8 Triliun, naik dari penjualan kotor di tahun 2011 sebesar Rp.9,2 Triliun. Pencapaian ini menunjukkan hubungan kerjasama yang baik antara Matahari dengan pemasok dan vendor konsinyasi dalam menciptakan produk-produk berkualitas yang tepat dan sesuai dengan pilihan para pelanggan. Matahari juga mampu meningkatkan laba kotor menjadi Rp.3,7 Triliun pada 2012 dari Rp.3,1 Triliun pada tahun sebelumnya.

  1. Efisiensi Perusahaan

Efisiensi adalah penghematan input yang diukur dengan cara membandingkan input anggaran atau seharusnya (Ia) dengan input realisasi atau sesungguhnya (Is). Jika Ia< Is disebut efisien. Namun sayangnya, dalam Laporan Tahunan untuk periode tahun 2012 tidak disebutkan berapa input anggarannya (Ia), sehingga berdasarkan rumus ini, kita tidak dapat mengetahui apakah Matahari Departement Store melakukan efisiensi input.

 

  1. Efektivitas Perusahaan

Efektifitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (Oa) dengan output realisasi atau sesungguhnya (Os). Jika Os > Oa maka disebut efektif. Sama halnya dengan efisiensi perusahaan, untuk efektivitas perusahaan juga tidak disebutkan berapa output anggaran/seharusnya/yang ditargetkan.

 

  1. Produktivitas Perusahaan

Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I). Jika O > I maka disebut produktif. Jika dilihat dari laporan keuangan Matahari Departement Store, output (pendapatan bersih) yang didapat pada tahun 2012 adalah Rp. 5,6 Triliun dan inputnya (modal/ekuitas) sebesar Rp. 1,9 Triliun. Karena nilai outputnya lebih besar daripada nilai inputnya, maka bisa dikatakan kalau Matahari Departement Store produktif.

Rumus perhitungan produktivitas perusahaan adalah :          Laba bersih      X   100%

                                                  Modal

Jika laba bersih Matahari Departement Store ditahun 2012 adalah Rp. 770,881 Miliar, maka didapatkan :Rp. 770,881 Miliar      X   100%   =   40,6

    Rp. 1,9 Triliun

Artinya, setiap Rp. 1,00 modal perusahaan, menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 40,6.

 

  1. Analisis Laporan Perusahaan

Image

         Laporan Laba Rugi

Laba bersih Matahari Departemen Store meningkat Rp.305,2 Miliar atau 65,5% dari Rp.465,7 Miliar pada tahun 2011 menjadi Rp. 770,9 Miliar pada tahun 2012. Hal ini karena pendapatan bersih Matahari Departemen Store meningkat Rp. 916,2 Miliar atau 19,5% dari Rp. 4.700,7 Miliar pada tahun 2011 menjadi Rp. 5.616,9 Miliar pada tahun 2012. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan kotor sebesar 17,7%, pertumbuhan segmen pelanggan yang menjadi target Matahari. Pertumbuhan segmen pelanggan otomatis meningkatkan pendapatan disposabelnya. Kemudian ada juga faktor perbaikan mutu dan kualitas produk, serta pembukaan 13 gerai baru dan renovasi 15 gerai lainnya.

         Laporan Posisi Keuangan

Secara keseluruhan, terjadi peningkatan nominal untuk pos-pos yag terdapat dalam laporan posisi keuangan. Contohnya total aktiva meningkat dari Rp. 2,4 Triliun pada tahun 2011 menjadi Rp. 2,9 Triliun pada tahun 2012. Sedangkan kewajiban Perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp. 263 Miliar. Ditulis dalam Laporan Keuangan Matahari Departement Store tahun 2012, setelah penggabungan antara Matahari dan MI pada tahun 2010, Matahari mengalami kondisi ekuitas negatif. Kemudian, saldo laba positif pada tahun 2012 dapat menurunkan ekuitas negatif dari Rp.2,7 Triliun pada 31 Desember 2011 menjadi Rp. 1,9 Triliun pada 31 Desember 2012. 

 

1)      Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan suatu entitas  untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi.

  1. Current Ratio

Rasio ini menunjukkan posisi kas entitas dan kemampuan memenuhi kewajiban atau hutang jangka pendek.

 Current Ratio = Aktiva Lancar : Hutang lancar x 100%

 

 

Tabel 1  Perhitungan Current Ratio PT. Matahari Department Store TbkTahun 2012(Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun

Aktiva Lancar

Hutang Lancar

2012

1.744.220

2.170.205

 

 

 

Pada tahun 2012 Current Ratio sebesar 80%, artinya setiap hutang lancar Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0,8.

                        Dapat dilihat dari perhitungan diatas tahun 2012 bahwa posisi keuangan entitas  dalam keadaan illiquid tidak sehat karena entitas tidak mampu menjamin hutang lancar. Hal ini berarti aktiva lancar tidak dapat dijadikan jaminan untuk membayar hutang apabila terjadi likuidasi.

  1. Quick Ratio

Rasio ini menunjukkan kemampuan dalam menyediakan kas dan aktiva lainnya yang dapat dilikuidasikan dengan segera jika diperlukan.

 Quick Ratio = (Aktiva Lancar- Persediaan) : Hutang Lancar

Tabel 2

Perhitungan Quick Ratio PT. Matahari Department Store Tbk

                                   Tahun 2012                                                 

                                                                                                (Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun

Aktiva Lancar

Persediaan

Hutang Lancar

2012

1.744.220

519.601

2.170.205

Pada tahun 2012 hasil perhitungan quick ratio quick ratio sebesar 56% artinya setiap hutang lancar Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0,56. Dari perhitungan diatas terlihat bahwa quick ratio dibawah standar yaitu kurang dari 100%, sehingga semua aktiva lancar selain persediaan tidak dapat dijadikan jaminan untuk membayar hutang lancar.

2)      Rasio Profitabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan entitas untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan.

a)      Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi/usaha, beban lain-lain dan pajak dalam hubungannya dengan penjualan.

 NPM = EAT : Penjualan Bersih

Tabel 5

Perhitungan Net Profit Margin PT. Matahari Department Store Tbk

                                                       Tahun 2012                     

                                                                                                (Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun

EAT

Penjualan Bersih

2012

770.881

5.616.932

 

                        Pada tahun 2012 hasil perhitungan Net Profit Margin sebesar 13% yang berarti setiap rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,13

                        Dari perhitungan diatas terlihat bahwa adanya keuntungan yang dihasilkan dari penjualan , walaupun keuntungan yang dihasilkan oleh entitas kecil.

 

b)      Return On Investment (ROI)

Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efisien dana yang ditanamkan.

ROI =  EAT : Total Aktiva

Tabel 6

Perhitungan Return On Investment PT. Matahari Department Store

Tahun 2012

                                                                                                (Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun

EAT

Total Aktiva

2012

770.881

2.929.752

Pada tahun 2012 hasil perhitungan ROI sebesar 26% yang berarti setiap rupiah aktiva menghasilkan keuntungan netto Rp 0,26.

Dilihat dari perhitungan diatas entitas tetap menghasilkan keuntungan walaupun keuntungan yang diberikan oleh entitas kepada investor kecil.

3)      Rasio Pasar

            Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham dengan laba, nilai buku per saham, dan dividen. Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan invenstor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang (Mulyadi, 2006:75).

Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau para pemegang saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan nilai buku saham.

1. Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (Earning Per Share)

Earning Per Share (EPS) biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajmen. EPS menunjukan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Semakin besar nilai EPS semakin besar keuntungan yang diterima pemegang saham.

Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikan harga saham di masa mendatang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS hanya dihitung untuk saham biasa.

EPS = (Laba bersih bagi pemegang saham biasa) / jumlah saham beredar

2. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio)

Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa banyak investor bersedia membayar untuk tiap rupiah dari laba yang dilaporkan. Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang. Kesedian para investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah.

PER = Harga pasar per lembar saham / Pendapatan per lembar saham

3. Rasio Pasar Per Buku (Price To Book Value Ratio)

Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan kekayaan (wealth) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan (

Jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial. Bila seorang investor pesimis atas prospek suatu saham, maka banyak saham dijual pada harga di bawah nilai bukunya. Sebaliknya jika investor optimis maka saham dijual dengan harga di atas nilai bukunya.

Book value per share (nilai buku per saham) dihitung dengan membagi ekuitas saham biasa dengan jumlah saham yang beredar.

PBV = Harga pasar per saham / Nilai buku per saham

4. Rasio Pendapatan Dividen (Dividend Yield Ratio)

Dividen yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali. Kemudian karena perusahaan dengan prospek yang tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang tinggi, yang berarti pembaginya tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan semacam ini akan cenderung lebih rendah.

DY = Dividen per lembar saham / Harga per lembar saham

5. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)

Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor sedangkan bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan.

Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai raio yang tinggi. Pembayaran dividen juga merupakan kebijakan dividen perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin lambat atau kecil pertumbuhan pendapatan perusahaan.

DPR = (Dividen per lembar saham / Pendapatan per lembar saham) x 100%

 

GRAFIK

Image

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. http://www.matahari.co.id
  2. http://www.dpr.go.id
  3. http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-koperasi/evaluasi-keberhasilan-koperasi-dilihat-dari-sisi
  4. http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-koperasi/evaluasi-keberhasilan-koperasi-dilihat-dari-sisi-1
  5. Sumarni, Murti dan John Soeprihanto, 1991, Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan); Yogyakarta, Liberty Yogyakarta
  6. http://annisapuspanira.blogspot.com/2013/12/analisis-perusahaan.html

7.Andra Kusumadiyanto.2006. Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Kelompok Industri Rokok. Skripsi Universitas Widyatama.

8.Creelman James, dan Naresh Makhijani. 2012. Menciptakan Balanced Scorecard Untuk Organisasi Jasa Keuangan. Jakarta: Erlangga.

9.Erna Rizki Yoland. 2011. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Yang Memadai  Pada Perusahaan Bio Tech Sarana Bandung. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol 2 (no 5), 22-23.

10.Ikatan Akuntansi Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.

11.Kaplan Robert S, dan Anthony A. Atkinson. 2012. Akuntansi Manajemen Edisi Kelima Jilid 2.    Jakarta: Indeks.

12.Lesmana, Rico dan Rudy Surjanto. (2005). Financial Performance Analyzing. PT Gramedia,Jakarta.

13.Sawir, Agnes. (2005). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

14.http://anandaputrinanda.blogspot.com/2014/05/analisis-kinerja-laporan-keuangan Matahari Departement Store Tbk.html